Multikultur: Anugerah sekaligus Tantangan
Published Rabu, 15 September 2010 by jagurdermuluk in Multikultur IndonesiaDalam belakangan dekade terakhir ini beberapa negara terutama di Eropa yang mengklaim sebagai empunya peradaban barat sedang giat-giatnya memproklamirkan diri sebagai negara yang multikulturalis. Hal itu dikarenakan ada banyaknya komposisi yang begitu beragam di dalam kependudukan mereka. Komposisi beragam itu kebanyakan berasal dari luar negara-negara yang bersangkutan yang tentu saja membawa banyak latar belakang dalam hal ini kebudayaan. Mereka pun disebut imigran yang kemudian mempunyai hak yang sama dan setara untuk mendapatkan fasilitas di negara baru tersebut.
Dari keadaan di atas tentu akan ada pertanyaan yang sederhana apa multilkulturalis itu?
Kata tersebut adalah kata sifat dan turunan dari multikulturalisme, yaitu sebuah paham yang menerima dan menghargai perbedaan latar belakang budaya dalam satu lingkungannya. Di Eropa hal demikian terjadi pada masa-masa setelah Perang Dunia ke-2 terutama pada tahun 1970-an dengan banyak datangnya para imigran dalam hal ini dari Afrika. Tentu saja keadaan yang demikian pada awalnya akan mengakibatkan pihak penetap asli terkejut dan belum siap menerima.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Jika di Eropa seperti terkesan buatan karena sesuatu yang menyangkut multikultural pasti harus ada imigrannya maka di Indonesia tidak demikian. Di sini hal tersebut sudah berlangsung lama dan alami. Berlangsungnya pun sudah berabab-abad. Masyarakat Indonesia pada umumnya memang sudah ditakdirkan untuk menjadi masyarakat yang multikutur dan tidak terkejut dengan situasi tersebut. Bahkan karena hal tersebut banyak kebudayaan di Indonesia yang lahir melalui proses dalam multikultur yaitu, akulturasi.
Keterkejutan atas sesuatu yang multikultur memang sering membawa dampak negatif terutama apabila ada dua kebudayaan yang bersinggungan. Kasus-kasus persinggungan itu kebanyakan terjadi di negara-negara Eropa. Banyak kejadian seperti kerusuhan etnis, prasangka buruk, dan segala macam dikarenakan hal tersebut.
Di Indonesia sendiri hal tersebut jarang terjadi karena identitas Indonesia yang sudah lahir sebagai kaum multikultur. Sikap saling menghargai masih ada meskipun belakangan harus ternoda oleh beberapa sikap yang menodai kemultikulturan Indonesia seperti prasangka buruk atas suku, ras, dan agama tertentu. Namun, semua itu bisa diredam dengan mengutamakan musyawarah dan mufakat. Sebab hal itu juga sudah sesuai dengan nenek moyang bangsa ini yang sudah menjalin kemultikulturan ketika republik ini belum berdiri. Memang dari sini saja bisa dikatakan bahwa multikultur itu anugerah namun juga tantangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sheila ON 7-Hari Bersamanya
Mengenai Saya
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar