Ini sebenarnya ungkapan yang begitu klasik. Biasanya terjadi pada orang-orang asing yang ingin pergi ke Bali.

Where will you go for your holiday?
I will go to Bali.
Bali? do you mean Indonesia?
Indonesia? what's that? is that a part of Bali?
No, Indonesia is a country and Bali belongs to its.

Jika kita mendengar hal-hal yang seperti itu sesungguhya kita ingin tertawa sekaligus sedih. Mengapa? karena kebanyakan orang-orang asing sampai sekarang hanya mengenal Bali bukan Indonesia dan mengatakan Indonesia adalah bagian dari Bali. Ungkapan itu kembali lagi populer dalam dunia fiksi ketika sebuah film yang diangkat dari kisah nyata berjudul eat pray love yang dibintangi Julia Roberts menyatakan dalam trailer dengan menyebutkan beberapa tempat yang dikunjungi si tokoh utama yaitu, Italy, India, and Bali.

Dari ungkapan itu juga seakan-akan menegaskan Bali seperti bukan bagian dari Indonesia dalam kamus pariwisata internasional. Ya saya yang mendengarnya agak menyesali dengan istilah itu dan ingin mengubahnya terutama orang-orang asing tersebut yang sudah terpatron dengan istilah Bali saja. Orang-orang Bali sendiri saya yakin tidak bermaksud demikian.

Namun lepas dari itu semua, Bali memang sebuah pulau dan provinsi yang unik di Indonesia. Inilah satu-satunya provinsi dengan kebanyakan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Maka tak heran bila di Bali ditemukan banyak pura dan segala macam yang berbau Hindu.

Di Bali adat-istiadat masih dipegang teguh oleh sebagian besar masyarakat Bali yang juga toleran terhadap pendatang orang-orang dari mancanegara. Karena keteguhannya tak heran jika orang-orang Bali tidak terkejut dengan budaya yang dibawa orang-orang tersebut khusunya yang berasal dari Amerika, Eropa, dan Australia. Akan tetapi budaya toleran di Bali juga mempunyai batas. Masih ingat kasus pembuatan film gigolo di Bali atau penghinaan hari Nyepi yang membuat semua masyarakat mayoritas Hindu Bali geram? Hal tersebut menunjukkan bahwa segala macam adat-istiadat harus dihormati dan tidak boleh dijadikan singgungan. 

Bali memang sebuah pulau dan provinsi yang terkenal dengan pariwisata dan industrinya. Sepertinya tak salah jika Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam dua tahun terakhir berasal dari Bali seperti I Gede Ardika dan Jero Wacik. Bahkan nama yang terakhir sedang menjabat untuk periode kedua. Karena berlatarbelakang Bali tentu saja mereka paham mengenai seluk-beluk pariwisata di Bali yang selanjutnya disalurkan ke beberapa provinsi lain agar seperti Bali. Pada masa Jero Wacik mulai digalakkan kembali slogan Visit Indonesia Year sejak 2008 dan sejak pemberlakuan slogan itu beberapa provinsi di Indonesia mulai dipromosikan pariwisatanya. Dengan demikian Indonesia tidak hanya tergantung pada Bali pada sektor ini meskipun hingga saat ini harus diakui bahwa Bali masih merupakan penghasil devisa terbesar dari pariwisata.

Bali dalam gambaran umum memang digambarkan sebagai pulau yang damai dan tenang meskipun itu sempat rusak pada 2002 dan 2005 karena serangan bom bunuh diri. Namun, setelah itu perlahan tapi pasti Bali seperti menemukan kembali ketenangannya.

Dalam sejarah republik ini, Bali bersama-sama dengan Aceh adalah provinsi yang paling lama ditaklukkan Belanda dikarenakan semangat para penduduknya yang gigih menentang kekuasaan asing. Belanda baru bisa menaklukkan pulau ini melalui serangkaian ekspedisi militernya pada 1907 dan pada 1930 Bali mulai dipromosikan sebagai tempat pariwisata oleh beberapa orang seperti Walter Spies. Sejak saat itu banyak orang-orang dari mancanegara tertarik ke Bali karena keindahan alamnya dan juga kedamaian yang ditunjukkan penduduknya. Dari sini ungkapan Bali mulai meluas tanpa harus menyebut ia sebagai bagian dari sesuatu. Akan tetapi, beberapa dari mereka yang sadar lama-kelamaan akan menyebut Bali sebagai bagian dari Indonesia bukan Indonesia bagian dari Bali.


Sheila ON 7-Hari Bersamanya